Kemarin
kaubawa botol kaca
dengan
banyak kenangan
para
pelaut dan pembajak.
Seekor
macan betina
membuat
banyak garis
di
atas pasir juga di panci dan kuali.
Kaulupa
ia suka mengamuk
sebab
kelapa selalu subur
tak
kunjung hancur jadi kopra.
Lalu
sebelum kepalamu pecah
diremuk
pikiran sendiri, kau kembali ke kota
menggenggam
botol kaca yang kemarin.
Di
dalamnya tumbuh banyak pohon kelapa
bersama
kenangan dan seekor macan kesepian.
2017
*
Anakmu Dulu Dijemput Maut,
Umurmu Kini Lebih Seratus
Sewaktu
betismu kokoh
pokok
kelapa, jelmaan hantu laut
datang
dengan senapan yang kaukira
patahan
batang cempaka.
Sulur
waktu lebih rumit dari julai sirih,
kau
tidak mengerti mengapa arus membawamu
ke
pulau ini seperti batang lapuk yang di atasnya
tumbuh
bunga dan jamur.
Kapuk
randu di halaman rumah tak bisa menjahit
diri
sendiri jadi kasur dan bantal tempatmu
luruskan
punggung dan masa lalu.
Tubuhmu
tak lagi sanggup menahan
luka
bekas peluru dan nganga
di
dadamu tak kunjung tertutup.
Kau
harus menelan takdir pilu yang lebih pahit
dari
empat biji kelor atau batang bratawali.
Meski
anakmu dulu dijemput maut
dan
umurmu kini lebih seratus,
masa
depan selalu seindah laut
dan
isi rimpang temu-temu.
2017
*
Orang Di Pesisir Tadu
Aku
masih melihatmu mengail
orang
di pesisir Tadu
muncul
dari lembah dengan ceruk gua
tempat
hidup kadang khianat.
Jauh
sekali sampan rotan
terapung-apung
membawamu
dari
Seram dan Bonerate:
kau
berharap lebih dari ini maut.
Lupakan
360 gram emas
dalam
keramik dan pelana kuda
kau
bisa dapat apa saja tumbuh
dari
sendi-sendi ngilu tubuh.
Jauh
sekali helai rambutmu
dibawa
seorang babu bertahun-tahun
sampai
rumah panggung rimbun
kau
tidak berharap lebih dari ini pulau.
2017
Komentar
Posting Komentar